Dedikasi dan Kontribusi Bersama untuk Konservasi Laut

Jumat, 19 Januari 2024 : 20:47

Pembukaan Bali Ocean Days 2024

Foto: WW/Katarupa.id

Bali Ocean Days 2024 membuktikan dedikasi Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan, dimana pemerintah memainkan peran utama dalam membina kemitraan dan menerapkan kebijakan yang mendukung konservasi laut. Berbagai gagasan menarik dan terobosan strategis mengemuka melalui silang gagasan para pembicara pada aneka topik yang diusung.

Jumat pagi, 19 Januari 2024, Jimbaran Convention Centre telah dipenuhi para hadirin yang antusias menantikan Bali Ocean Days (BOD) Conference & Showcase. Kali ini, InterContinental Bali Resort Jimbaran, Bali menjadi ruang bertemunya para pemangku kepentingan konservasi dan penggiat industri terkait lingkungan dan kelautan, sungai, dan hutan bakau. Mereka berasal dari akademisi, swasta, pemerintah serta komunitas termasuk organisasi non-laba dan asosiasi baik di tingkat nasional maupun international.

BOD 2024 yang mengusung tajuk “Exploring Marine Concervation in Indonesia & Beyond” ini merupakan gelaran perdana. Didukung oleh kurang lebih 250 influencers dan opinion leaders dari berbagai komunitas yaitu 30 pembicara dengan beragam latar belakang serta para exhibitor peserta showcase program sustainability serta  media national dan international.   

Acara dibuka secara resmi oleh founder Yayasan Sky Blue Sea, Paul Tan, disusul sambutan oleh Muh. Irfan Zainul Fikri selaku Direktur Armada Pertamina International Shipping dengan program berSEAnergi untuk Laut yang menjadi inspirasi masa depan kelautan Indonesia. 

Foto:Ist
Pada kesempatan tersebut, Paul Tan menjabarkan kontribusi Yayasan Sky Blue Sea bersama D&A consulting untuk mengembangkan event conference dan showcase konservasi ini. “Ekosistem laut memainkan peran penting dalam melestarikan kehidupan di bumi, dan Bali Ocean Days mendorong lahirnya gerakan sosial, serukan kesadaran akan lingkungan, mengubah janji dan  menjadi tindakan nyata. Terutama tentang urgensi mencapai serangkaian tujuan penting bagi masa depan planet biru kita: mengurangi polusi laut dan keasaman laut” ungkapnya.

Sorotan utama dari BOD mencakup diskusi panel yang informatif, lokakarya interaktif, dan pameran praktik berkelanjutan dalam konservasi laut. Peserta akan mempunyai kesempatan untuk terlibat dengan para ahli, bertukar ide, dan mengeksplorasi strategi yang dapat ditindaklanjuti untuk melindungi lautan.

Foto: Ist

Yoke Darmawan selaku ketua komite pelaksana BOD menambahkan bahwa acara BOD bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan ekosistem laut, khususnya di kepulauan Indonesia, yang terkenal dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya.

“Tema ini menggarisbawahi komitmen Bali untuk menjadi pemimpin global dalam konservasi laut, menampilkan pendekatan inovatif dan upaya kolaboratif untuk mengatasi tantangan seperti penangkapan ikan berlebihan, polusi plastik, degradasi habitat dan konservasi koral dan keragaman biota laut”, ujar Yoke.  

Foto:Ist

Lebih jauh, BOD berupaya untuk menginspirasi tidak hanya komunitas lokal tetapi juga komunitas internasional untuk bergandengan tangan dalam menjaga lautan kita untuk generasi mendatang. 


Pada hari pertama, konferensi yang mengetengahkan topik Indonesian Blue Economy Governance & Development atau Tata Kelola & Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia, bersama para pakar dan pemangku kepentingan. Sesi pertama menghadirkan Bapak Jodi Mahardi (Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi), Bapak Rahmat Maulianda (Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas), Bapak Nyoman Radiarta (Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan), dan Bapak Bapak Sigit Reliantoro (Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

Dilanjutkan sesi kedua bersama H.E. Bapak Nico Barito (Utusan Khusus Republik Seychelles), Bapak Muhammad Didi Hardiana (United Nations Development Program), akademisi Prof. Luky Adrianto (IPB University), dan Ibu Yadranka Farita (Spesialis Pengelolaan Sumber Daya Alam Bank Dunia).(ID/WW)


Berbagi Artikel