‘Sawidji Comes Home’, Merayakan Ruang Kolektif Seni di Jantung Kota Denpasar

Sabtu, 16 September 2023 : 19:21

Sawidji, sebuah ruang kolektif seni hadir di Denpasar ingin merangkul para pelaku dan komunitas seni untuk berkolaborasi dan menjalani aktivitas berkesenian lintas batas.

Sejatinya Sawidji lahir dua tahun lalu di Lodtunduh Ubud dengan menggelar berbagai pameran serta mengabarkan aktivitas melalui web online virtual dan media sosial.

Dian Dewi, inisiator dan koordinator Sawidji mengatakan selain berupa galeri dan studio, ruang kolektif ini juga dikembangkan berupa butik, kafe, dan mengelola kegiatan para kreator seni.

“Kami terus bergerak mengembangkan gagasan, edukasi, menjalani proses berkesenian, dan menawarkan produk akhir ke masyarakat,” kata Dian Dewi.

Kini Sawidji hijrah ke jantung ibukota Bali di Jl Plawa IXA No 17 Denpasar yang didukung sejumlah aktivis serta komunitas di antaranya Batu Belah Art Space, Rumah Paros, ManButur Fotografi, Dibal Ranuh Kitapoleng, Umbra, Tjandra Hutama Fotografi, Jung, Mas Ruscitadewi, Yayasan Corti, Batu 8, serta budayawan Putu Suasta.

Untuk menandai kehadiran Sawidji di Denpasar, digelar sebuah perhelatan bertajuk “Sawidji Comes Home” yang menyajikan pameran dan pertunjukan seni pada Minggu, 17 September 2023 sore.

Dian Dewi menyebut ruang kolektif seni ini membuka diri ke berbagai pihak yang memiliki kesamaan perspektif untuk penciptaan kreatif, dialog interaktif, dan menautkan sejumlah simpul komunitas untuk memperluas jejaring seni.

“Kami memilih pendekatan kolaboratif untuk mempertemukan seniman lintas batas dari berbagai disiplin ilmu agar masing-masing praktisi yang terlibat mendapatkan pengalaman dari kerja sama tersebut,” katanya.

Ruang kolektif ini berupaya pula memediasi kepentingan para pemangku (stakeholder) kegiatan seni dan publik melalui aneka kegiatan apresiasi secara berkala.

Pemilik Rumah Paros Made Kaek berharap kehadiran Sawidji bisa menjadi tempat bertemu para kreator seni baik di Bali maupun para pegiat seni dari luar Bali untuk berkreasi di kantong budaya yang baru ini.

“Seniman, budayawan, masyarakat pecinta seni, maupun paramuda dapat melakukan olahkreasi dan membicarakan berbagai ide di sini,” kata Made Kaek. (RLS/ID)


Berbagi Artikel