Satu Abad Si Binatang Jalang

Senin, 10 Januari 2022 : 16:38

Tahun 2022 menandai 100 tahun usia penyair Chairil Anwar. Penyair yang lahir pada 26 Juli 1922 ini dikenal sebagai pelopor puisi modern Indonesia. Puisi-puisinya menampilkan tenaga dan kekayaan bahasa Indonesia yang memperluas bahkan memperbarui tradisi penulisan puisi di era sebelumnya. 

“Gramedia Pustaka Utama telah menjadi salah satu kendaraan dari perjalanan panjang puisi-puisi Chairil Anwar. Aku Ini Binatang Jalang kami terbitkan pada 1986 dan terus beredar hingga hari ini. Buku ini disusun dengan teliti oleh editor Pamusuk Eneste dan menjadi kumpulan puisi Chairil Anwar yang terlengkap di Indonesia,” tutur Mirna Yulistianti, Editor Bidang Sastra Gramedia Pustaka Utama.

Serangkaian acara telah disiapkan penerbit Gramedia Pustaka Utama untuk memperingati 100 Tahun Chairil Anwar, di sepanjang April-Juli 2022. Evawani, anak dan ahli waris Chairil, juga telah dihubungi penerbit dan menyambut baik rencana peringatan ini.  

“Beberapa rencananya antara lain penerbitan Aku Ini Binatang Jalang dengan sampul baru edisi khusus, pembacaan puisi bersama para penulis dan pembaca, serta bedah buku secara daring,” sambung Mirna. “Melalui acara ini, kami ingin memperingati Chairil terutama atas karya-karyanya, bukan mitos tentang dirinya, atau hal-hal lain yang ada di seputar diri si penyair. Hari ini kita dapat menemukan potongan puisi Chairil di buku, mural, lagu, kaos, hingga bak truk, yang terus menggugah semangat siapa pun yang membacanya. Karyanyalah yang membuat Chairil tetap hidup 1000 tahun lagi.”

Chairil Anwar diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Ia mulai dikenal publik setelah pemuatan puisinya yang berjudul Nisan pada tahun 1942, saat usianya 20 tahun. Karya-karyanya yang monumental di antaranya puisi Aku, Derai-Derai Cemara, Diponegoro, Senja di Pelabuhan Kecil, dan Doa.

Atas kiprahnya dalam dunia sastra Indonesia, pada tahun 1950, Chairil Anwar bersama Asrul Sani dan Rivai Apin dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia. Tanggal wafatnya pada 28 April 1949 kemudian juga ditetapkan sebagai Hari Puisi Nasional. 

Setelah kepergian Chairil dunia puisi Indonesia terus berkembang dengan lahirnya banyak penyair muda. Semangat di tengah keterbatasan yang dimiliki Chairil di masa lalu, terus menjadi bahan bakar kita semua untuk terus berkarya di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus melanda di seluruh dunia. (RLS/ID)

Berbagi Artikel