Pameran “Dobos” Daniel Kho di Rumah Paros

Jumat, 18 Februari 2022 : 21:39

Sebuah pameran seni rupa bertajuk "Dobos" digelar di Rumah Paros, Sukawati, Gianyar, pada 19 hingga 24 Februari 2022. Eksibisi ini menghadirkan karya-karya terpilih seniman Daniel Kho. 

Kali ini, Daniel Kho, yang berpuluh tahun mukim di Jerman, menyajikan sejumlah karya dengan imaji dunia wayang dan menghadapkannya dengan realitas masa kini.
 
Istilah ‘Dobos’ berasal dari kosa kata bahasa Jawa berarti ‘omong kosong’.  Sebagai seniman, Daniel Kho kerap secara spontan mengungkapkan tentang karyanya dengan apa adanya atau sambil lalu saja. Namun, bila dikhidmati secara mendalam, khalayak akan menemukan ‘pesan-pesan berisi’ dari karya-karya tersebut yang bukanlah ‘omong kosong’ belaka. 

Karya Daniel Kho

Daniel ingin menyodorkan sesuatu yang tak perlu dipikirkan dengan serius dan mengerutkan dahi. Ia ingin menghadirkan kegembiraan bagi semua dan merayakan hidup setiap hari.

 “Karya Daniel Kho sangat unik, penuh warna, membumi, dan menebar mimpi bagi penghuni bumi yang ingin hidup tenang dan damai penuh harmoni,” kata Made Kaek, Senin, 14 Februari 2022. Ia menambahkan, peristiwa ini merupakan agenda pameran pertama Rumah Paros di tahun 2022. 

Daniel Kho lahir di Solo, 1956. Pada 1970-an belajar teknik membatik, memahat, dan melukis secara otodidak. Pada 1977 memulai pengembaraan di mancanegara dengan mukim di Jerman.  Pada 1998 Daniel menerima beasiswa dari Jacob Eschweiler Art. 

Pada 1999-2006 ia sempat mengajar seni dan pertunjukan dalam Proyek “Artis Muse di Sekolah”, yang diselenggarakan oleh Yehudi Menuhin di Jerman. Pada 2002 mendirikan “Shadow Theater Kho” di Cologne. 

Sejak 2012 ia memulai hidup di tiga empat yakni Bali, Barcelona, dan Cologne sambil terus berkarya. Karya Daniel sangat dipengaruhi seni budaya wayang kulit yang sangat ia gemari sejak kecil. 

Dia mendeformasi bentuk wayang dengan kacamatanya sendiri dan menghubungkan dengan pergolakan pemikirannya yang progresif. 

Nakal dan terkadang kurang ajar, tetapi tetap berdasar filosofi kuat, merupakan nalar yang dikembangkan Daniel melalui karyanya. Ia mempertanyakan berbagai hal secara satire dan divisualisasi melalui karya dari dunia wayang ala Daniel. 

Karya Daniel Kho
Daniel Kho mengembangkan imajinasinya dengan liar dan tak jarang bersembunyi di balik alasan dunia mimpi yang secara bebas bisa dia visualkan secara merdeka dan sekehendak hati. 

Dalam karyanya, ia menyuguhkan semesta ciptaan yang kaya warna, eksotis, dan menjadi tempat idaman bagi semua orang untuk tinggal. Terkadang, ia hadirkan pula kejenakaan atau keanehan berupa mahluk-makhluk jelmaan yang unik, ganjil, lucu. 

Kosmos impian Daniel Kho tidak hanya terbatas pada lukisan. Program penciptaan dunia mimpi Daniel Kho berjalan dengan kecepatan tinggi dan melahirkan karya-karya yang menghentak dan penuh permenungan. 

Ia tidak hanya megerjakannya di atas kanvas dua dimensi, tetapi juga dengan aneka bahan yang menjadikan karya trimatra. Ia menuangkan dunia wayang impian dalam ukiran, patung, objek, dan seni instalasi. 

Kerja artisitik Daniel Kho berhasil menggabungkan teknik tradisional Jawa dan pengalaman eksperimental yang ia peroleh dari pengembaraannya. 

Ia juga memberikan nyawa terhadap wayang imajinya dengan musik dan menjadikannya pertunjukan yang kerap dipergelarkan sebagai wayang digital. 

Pameran ‘Dobos’ karya Daniel Kho dapat disaksikan secara langsung di Rumah Paros dengan menerapkan protokol kesehatan. (ID/RLS)
Berbagi Artikel