Galang Kangin Gelar Pameran Supra Village

Sabtu, 03 April 2021 : 15:11

(GIANYAR)-Sebuah pameran seni rupa yang mempertautkan seni dan lingkungan digelar di Kulidan Kitchen Space, di daerah Guwang, Gianyar, sedari 3 April 2021 hingga 11 April 2021. Mengusung tajuk Supra Village, eksibisi yang diinisiasi oleh Kelompok Perupa Galang Kangin ini memaknai perayaan Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April. 

Foto: Dok. Galang Kangin

Para perupa Galang Kangin berupaya mengkritisi persoalan lingkungan di sekitar mereka, khususnya pertanian sebagai topik dan pokok bahasan eco-art. Para seniman yang berpameran diantaranya: I Dewa Soma Wijaya, Anthok S, Ni Komang Atmi Kristyadewi, Imade Gunawan, I Wayan Setem, I Made Galung Wiratmaja, Diwarupa I N, Agus Murdika, Eka Putra Dela, dan Wayan Naya Swantha.

Kurator pameran ini, Dr. Hardiman, M.Si. mengungkapkan, petanilah yang menyangga kehidupan di atas desa, itulah yang disebut sebagai “Supra Village”. Walau memiliki peranan penting dan berkontribusi besar dalam pembangunan, serta menjadi ujung tombang kedaulatan pangan sebagai bagian strategis kedaulatan negara, namun nyatanya nasib si 'supra' atau petani masih memprihatinkan. Di samping persoalan kesejahteraan, tingkat pendidikan yang masih rendah, hingga keterbatasan modal, petani juga berhadapan dengan masalah pupuk yang harganya terus melonjak dan sekian permasalahan lainnya. 

Foto: Dok. Galang Kangin
Sementara itu, founder Kulidan Kitchen Space, Komang Adiartha mengungkapkan, pertanian atau budaya bercocok tanan, tentu tidak bisa lepas dari pada peradaban air, budaya mengolah tanah dan matahari. Akar dari pada budaya pertanian adalah bagaimana menjaga kelestarian dan kualitas air, sehingga layak dijadikan sumber nutrisi dalam bertani. Kualitas air yang tercemar, tentu akan mengurangi mutu dari pada hasil pertanian. Budaya Bertani sudah seharusnya mengoptimalkan penggunaan air permukaan dan meminimalisir pengeksploitasian air bawah tanah.
Foto: Dok. Galang Kangin
Lebih jauh, menurut Komang Adiartha pameran ini dapat menjadi penanda tentang masih adanya persoalan tentang kedaaulatan pangan kita, ancaman krisis pangan. Masih jauhnya kita dari ke-swasembada-an pangan. Impor berbagai komuditi mulai dari garam sampai beras. Sektor pertanian yang dijauhi oleh para generasi muda. Kesejahteraan petaani yang semakin terpuruk dan berbagai persoalan peretanian lainya, mulai dari permasalahan Tanah, Air dan Matahari.

“Seni dan karya seni, semestinya menggugah kepekaan rasa dari semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, bijak dalam memadukan antara pemanfaatan sumber daya dalam pemenuhan hasrat dan kebutuhan manusia dan mengupayakan pelestariaan lingkungan,” ungkapnya. 

Pameran ini dibuka secara resmi pada Sabtu, 3 April 2021, pukul 16.00 WITA oleh Nyoman Partha, SH, anggota Komisi VI DPR RI. (RLS/Editor: IDY)


Berbagi Artikel